TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyebut racun kalajengking sangat mahal. Benarkah racun kalajengking memiliki potensi luar biasa dalam dunia kedokteran.
Presiden Joko Widodo, Senin (30/04) lalu, menyebut zat dengan nilai tertinggi adalah racun kalajengking yang harganya mencapai sekitar Rp 145 miliar per liter. Pernyataan itu mengundang banyak tanggapan, termasuk politisi.
Terlepas dari berbagai komentar itu, secara ilmiah, kandungan racun yang dihasilkan kalajengking memiliki "potensi luar biasa" untuk menghasilkan obat dalam dunia kedokteran, menurut seorang peneliti serangga dari ITB, Ramadhani Eka Putra.
Rama juga mengatakan saat ini racun kalajengking digunakan sebagai terapi kanker karena molekulnya yang kecil dan dapat mencapai bagian tubuh yang sulit dijangkau, seperti otak.
Inilah tiga hal terkait racun kalajengking yang perlu Anda ketahui.
Benarkah racun kalajengking memiliki potensi luar biasa dalam dunia kedokteran. (bbc)Mengapa mahal?
"Jumlahnya sangat sedikit dan satu kalajengking memiliki karakter racun yang berbeda, dihasilkan untuk membunuh atau karena ketakutan. Sulit sekali membuat racun yang sangat spesifik," kata Rama.
"Pengolahannya susah banget, untuk membuat racun yang sangat spesifik... Pengolahan juga perlu proses dan hanya kurang dari 10% dari bagian venom (racun) yang diketahui fungsinya."
"Karena jumlahnya sedikit dan susah untuk dapat standarisasi maka harganya mahal dan pembeli tak mau beli dari perusahaan yang tak jelas karena ini terkait dengan riset dan nyawa manusia," tambahnya.
Berdasarkan harga dari perusahaan Sigma Aldrich, salah satu perusahaan resmi yang menjualnya, harga racun kalajengking per 10 mg adalah sekitar Rp 16 juta.