BANDUNG, (PR).- Wanita Anti Narkoba dan Pejuang Hak-Hak Wanita Jawa Barat (Wanoja) prihatin dengan banyaknya kasus kejahatan yang menimpa kaum hawa dan anak-anak. Keprihatinan ini mendorong komunitas Wanoja melakukan berbagai kegiatan agar dapat memberikan perubahan positif.
"Wanoja ini merupakan gerakan kepedulian regenerasi yang modern, berbudaya dan berbudi pekerti luhur. Kami menyerukan dan mengajak seluruh kaum wanita untuk berperan sebagai agen perubahan. Wanita berperan mencetak anak bangsa yang bebas dari narkoba, bermoral dan berbudi pekerti luhur," kata Ketua Wanoja, Hendriyani Syanie, usai kegiatan deklarasi di kawasan Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Jumat, 19 Januari 2018.
Perempuan yang akrab disapa Henie itu menyatakan, ia dan sejumlah rekannya membentuk Wanoja karena rasa prihatin terhadap kondisi bangsa. Menurutnya bangsa ini semakin kompleks dengan permasalahan yang menyangkut kaum hawa maupun anak-anak. Belakangan ini, banyak terjadi kasus narkoba, kejahatan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga human trafficking yang korbannya kebanyakan wanita dan anak.
Peran keluarga
"Kami merasa miris dengan keadaan sekarang. Bukan hanya di Jawa Barat, tapi kondisi ini juga terjadi di Indonesia. Bahkan di Bandung kemarin sempat viral video asusila yang melibatkan anak," ujarnya.
Semua itu, kata Henie, terjadi akibat kurangnya kepekaan keluarga terhadap persoalan yang terjadi. Orangtua misalnya, kurang memperhatikan perkembangan anak dan cenderung kurang aktif mengawasi anak.
"Keluarga sudah kurang aktif mengawasi anak-anak. Zaman boleh modern, tapi harus tetap berbudaya dan berbudi pekerti. Sekarang misalnya kalau di rumah, masing-masing anggota keluarga malah asik dengan gadgetnya. Sudah jarang terjadi komunikasi langsung," papar Henie.
Bantuan hukum
Melalui Wanoja, Henie berharap pihaknya bisa memberikan kontribusi ril. Ia mengambil contoh untuk anak atau wanita yang tersangkut kasus narkoba. Pihaknya akan mengaping dan mengarahkan agar mereka bisa lepas dari jeratan narkoba. Sedangkan untuk kasus lainnya seperti kekerasan seksual, pihaknya juga akan ikut membantu dengan menyediakan psikolog hingga bantuan hukum.
"Kami akan sediakan itu. Dan di Wanoja semuanya gratis. Untuk kasus kekerasan seksual misalnya, silakan datang. Kami akan terbuka. Yang penting korban tidak takut untuk mengutarakan apa yang dialaminya." terang Henie. Untuk sementara, Wanoja memiliki sekretariat di Jalan Batik Kumeli Nomor 32, Kota Bandung.
Untuk lebih mengenalkan Wanoja yang baru terbentuk 3 Januari lalu, Henie mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi di Kota Bandung. Sebanyak 150 anggota yang berasal dari 26 kabupaten/kota di Jabar, turun ke jalanan untuk membagi-bagikan bunga dan brosur. Mereka mengambil lokasi di empat titik, dua di antaranya yaitu di Cikapayang dan Alun-Alun Bandung.***